Buka Puasa Bersama BP MIGAS Kalimantan Sulawesi
Tidak diwarnai bagi-bagi ampao
Buka puasa bersama BPMIGAS,KKKS perminyakan yang beroperasi diwilayah Kalimantan Timur dengan Humas /protokol Pemkot Balikpapan serta Wartawan se Balikpapan tidak diwarnai bagi-bagi ampao seperti tahun sebelumnya, hanya ada pembagian cindra mata berupa sarung sutra dan kain batik khas Kaltim tiap satu orang wartawan yang mengikuti acara buka puasa bersama yang diselenggarakan di Hotel Gran Senyiur Balikpapan 2/8 lalu. Meskipun beberapa wartawan sempat menanyakan kenapa tidak ada lagi dana pembinaan kepada insan pers dari masing-masing KKKS BPMIGAS. Hal tersebut sempat disampaikan salah satu sumber diacara buka puasa bersama tersebut katanya agar tidak mempengaruhi tugas jurnalistik dan tetap objectif dalam membuat berita. Dilain hal juga disampaikan semua itu bisa jadi, karena munculnya sejumlah aturan seperti Peraturan Menteri energi dan Sumber Daya Mineral No 22 tahun 2008, untuk meningkatkan penerimaan negara, kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi wajib dilaksanakan dengan perisnip efektif dan efesien dengan tidak mengeluarkan biaya selain untuk kegiatan yang berkaitan langsung dengan operasi.Karena itulah tidak ada lagi ampao termasuk biaya bantuan-bantuan sosial dari pihak KKKS BPMIGAS bagi masyarakat diluar kegiatan tidak berhubungan operasi. Sehingga perlu dikatehui agar masyarakat tidak lagi meminta-minta bantuan kepada KKKS sejak munculnya peraturan menteri ESDM tersebut, walaupun diantaranya telah terbentuk Forum wartawan migas tetap jangan berharap bisa mendapatkan bantuan katanya. Namun sebaliknya ditempat yang sama sumber lain juga mengatakan tetapi tidak mau menyebutkan inisialnya kepada mediaini, menegaskan katanya jangan selalu mengatasnamankan negara kalau ujung-ujungnya dalam pelaksanaan dilapangan juga banyak terdapat penyimpangan, disinilah peran wartawan sangat diharapkan membongkar setiap kasus-kasus yang ada dilapangan operasi kegiatan perminyakan. Bongkar saja selama fakatanya dilapangan benar, dan tidak perlu memberi konfirmasi kepada KKKS nya yang juga sulit dilakukan konfirmasi karena semuanya mengisolsasi diri dengan safety super ketat menggunakan orang pribumi sebagai kaki tangannya untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya, tak heran jika tiap masalah selalu berhadapan dengan bangsa sendiri menjadi budak-budak asing didalam negeri sendiri.
Tidak diwarnai bagi-bagi ampao
Buka puasa bersama BPMIGAS,KKKS perminyakan yang beroperasi diwilayah Kalimantan Timur dengan Humas /protokol Pemkot Balikpapan serta Wartawan se Balikpapan tidak diwarnai bagi-bagi ampao seperti tahun sebelumnya, hanya ada pembagian cindra mata berupa sarung sutra dan kain batik khas Kaltim tiap satu orang wartawan yang mengikuti acara buka puasa bersama yang diselenggarakan di Hotel Gran Senyiur Balikpapan 2/8 lalu. Meskipun beberapa wartawan sempat menanyakan kenapa tidak ada lagi dana pembinaan kepada insan pers dari masing-masing KKKS BPMIGAS. Hal tersebut sempat disampaikan salah satu sumber diacara buka puasa bersama tersebut katanya agar tidak mempengaruhi tugas jurnalistik dan tetap objectif dalam membuat berita. Dilain hal juga disampaikan semua itu bisa jadi, karena munculnya sejumlah aturan seperti Peraturan Menteri energi dan Sumber Daya Mineral No 22 tahun 2008, untuk meningkatkan penerimaan negara, kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi wajib dilaksanakan dengan perisnip efektif dan efesien dengan tidak mengeluarkan biaya selain untuk kegiatan yang berkaitan langsung dengan operasi.Karena itulah tidak ada lagi ampao termasuk biaya bantuan-bantuan sosial dari pihak KKKS BPMIGAS bagi masyarakat diluar kegiatan tidak berhubungan operasi. Sehingga perlu dikatehui agar masyarakat tidak lagi meminta-minta bantuan kepada KKKS sejak munculnya peraturan menteri ESDM tersebut, walaupun diantaranya telah terbentuk Forum wartawan migas tetap jangan berharap bisa mendapatkan bantuan katanya. Namun sebaliknya ditempat yang sama sumber lain juga mengatakan tetapi tidak mau menyebutkan inisialnya kepada mediaini, menegaskan katanya jangan selalu mengatasnamankan negara kalau ujung-ujungnya dalam pelaksanaan dilapangan juga banyak terdapat penyimpangan, disinilah peran wartawan sangat diharapkan membongkar setiap kasus-kasus yang ada dilapangan operasi kegiatan perminyakan. Bongkar saja selama fakatanya dilapangan benar, dan tidak perlu memberi konfirmasi kepada KKKS nya yang juga sulit dilakukan konfirmasi karena semuanya mengisolsasi diri dengan safety super ketat menggunakan orang pribumi sebagai kaki tangannya untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya, tak heran jika tiap masalah selalu berhadapan dengan bangsa sendiri menjadi budak-budak asing didalam negeri sendiri.
Comments