Skip to main content

kerajaan


Kerajaan Diwilayah Kaltim Utara

Kerajaan Kenyah, Kerajaan Tidoeng, Amiril Kaharuddin Sultan Muhammad

Kepala Pemerintahan Kerajaan Bulungan yang ke 8, yang berkuasa selama 45 tahun dimulai sejak tahun 1817 - 1862. Setelah 33 tahun memerintah kerajaan Bulungan akhirnya Taklik/Tunduk kepada Belanda. Salah satu isi kontrak yang ditanda tangani pada tanggal 27 September 1834 dan 12 Nopember 1850 di Banjarmasin Kalimantan Selatan menyebutkan bahwa : Kerajaan Bulungan Patuh ( tunduk ) kepada Belanda dan pihak Belanda akan mengamankan Kerajaan Bulungan dalam wilayah sekitar sungai Kayan dan sungai Bahau. Atas sikap Sultan tersebut yang takluk kepada Belanda, membuat suku Dayak Kenyah dan suku Dayak Tidung ( Tidoeng ) tidak lagi mengakui Kerajaan Bulungan. Raja Tarakan Tidung ( Tidoeng ) tahun 1817 sampai dengan 1824 (wafat) bernama AMIRIL TADJOEDDIN ( TIDOENG ). Raja Tarakan Tidoeng tahun 1824 sampai dengan 1867 (wafat) bernama AMIRIL PENGIRAN DJAMALOEL QIRAM ( TIDOENG ). Kerajaan Bulungan Takluk pada Belanda tanggal 27 September 1834. Kedaulatan Kerajaan Bulungan Sirna selanjutnya didadakan MOU pada tanggal 12 Nopember 1850 diadakan pengawasan super ketat selanjutnya Belanda membangun wilayah kerja pengawasan di wilayah Tanjung Selor ( Con Suler ). Pada tanggal 27 September 1834 dan tanggal 12 Sepember 1950, Kerajaan Kenyah dan Kerajaan Tidoeng, tadinya bergabung dengan Bulungan akhirnya memilih untuk tidak mengakui lagi sebagai kawasan kerajaan Bulungan dikarenakan kerajaan Bulungan sudah Takluk/Tunduk dengan Belanda. Kutipan ini bersumber dari Buku Sejarah Adat Dayak Besar Dayak Tidung Kalimantan H.M.Muchtar Idris.Dan kini dilaksanakan peringatan Erau Desember 2009. Rahmadi Noor.SE

Comments

Popular posts from this blog

Aplikasi Simantan

Layanan IMTN Balikpapan dengan Aplikasi Simantan "Ribet" Balikpapan, Layanan pembuatan surat tanah di Kota Balikpapan dari biasanya secara manual dari Surat Segel yang dimiliki warga kota diurus melalui Kantor Kecamatan disemua Kecamatan se Kota Balikpapan dari luas  tanah 5000 m2 kebawah, sedangkan luas tanah 5000 m2 keatas diurus melalui Kantor Dinas Pertanahan Kota Balikpapan yang ditujukan Kepada Walikota Balikpapan. seiring perjalanan dari waktu ke waktu tak banyak memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Kendala yang dialami diantaranya lambatnya proses layanan dan pemberian jadwal untuk pengukuran serta pembuataan dokumen penyelesaiaan imtn lainnya dinilai Lambat dan menjenuhkan. Pemberian jadwal serta fasilitas lainnya masih terkesan sesuka hati petugas yang melayani.sehingga warga yang mengurus selalu bolak balik kekantor DPPR atau Kekantor Camat untuk mengecek surat tanahnya sampai 1 tahun waktu berjalan. Komunikasi petugas dan warga yang mengurus di

Migas

MELIRIK PERAN CSR TOTAL E&P INDONESIE Oleh : M. Irham Amri TOTAL E&P Indonesie adalah satu di antara beberapa perusahaan Migas di Kalimantan Timur yang mempunyai program pengembangan masyarakat yang dikenal dengan “jargon” CSR (Corporate Social Responsibility). Program ini menjadi sangat penting karena orientasinya mendekatkan perusahaan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar produksi. Karena perannya yang strategis, TOTAL yang merupakan produsen gas terbesar di Indonesia ini berupaya mensukseskan program yang telah dilakukan selama 40 tahun. Selama itu, mampukah CSR menjadi lokomotif perekonomian masyarakat pedesaan-Balikpapan-Kaltim? Sejauh apa manfaatnya, berikut penuturannya. Wajah Husein tak seperti biasanya. Ia tampak lebih ceria dan banyak senyum. Karakter pria paruh baya yang dikenal mempunyai tipikal emosional ini berubah sangat drastis. Perubahan ini boleh jadi lantaran ia merasa plong karena proposal yang diajukan beberapa waktu lalu di Total E&P Indo

Post Metro

Rabu, 13 Oktober 2010 , 08:23:00 Kapal Milik Pelindo Terbakar Kena Percikan Api Las, Anjungan Ludes Bagi berita/artikel ini kepada rekan atau kerabat lewat Facebook BALIKPAPAN-Sebuah kapal tunda jenis tugboat Anggada XV milik PT Pelindo terbakar di kawasan dermaga Chevron Kawasan Pelabuhan Semayang, Selasa (12/10) pagi kemarin sekira pukul 09.30 Wita. Kapal tersebut sedang dok tak beroperasi, dilalap api pada bagian anjungan serta dek bawah kapal. Kebakaran tugboat tersebut tak menimbulkan korban jiwa, namun menimbulkan kepanikan orang-orang di pelabuhan. Ratusan warga di pelabuhan berlarian takut terjadi ledakan dalam kapal. Api berhasil dijinakkan kurang dari 30 menit sebelum api menjalar ke dek-dek lainnya, serta peralatan pemadam kebakaran yang ada di dalam kapal Anggada XV. Diketahui kapal ini kesehariannya beroperasi memandu kapal penumpang yang akan sandar maupun bertolak di pelabuhan Semayang. Kapal tersebut sedang dok menjalani perawatan rutin sejak satu bulan lalu. Api diduga